pagi ini saya bangun dengan perasaan berantakan.
apa yang baru saja saya lakukan tadi malam? dengan mata tertutup sambil memeluk bantal, saya terus bertanya kepada mereka, hati dan logika.
keduanya hanya bisa terdiam. gee, How pathetic I am.
pengennya tadi bolos kuliah dan berdiam diri dirumah karena ingin tidak peduli dengan semua hal kecuali saya sendiri. tapi rasanya ada yang salah. kalau-kalau saya dirumah, maka saya akan terjebak terus dipikiran perempuan yang terus menuntut ekspektasi itu harus tetap ada. dan akhirnya saya memutuskan untuk kuliah dan (terpaksa) bertemu dengan realita dan berjumpa dengan kenyataan.
sebenarnya dimobil saya ingin bisa tidur lagi, tapi sayang. badan saya boleh letih, tapi otak saya terus saja ingin bertanya kenapa kemarin saya terus tertatih. kenapa oh kenapa?
jam 1 lewat 35 pagi itu masih beberapa jam lagi, tapi saya sudah tidak tahu lagi alasan saya mengatakan itu semua dan kenapa saya meminta kami jauh selama 24 jam. dan lagi-lagi saya yang murahan membuang segala gengsi dan mengirimkannya sepotong pesan singkat.
I didn't need 24 hour. I'm sorry, sunday.
***
toh lo bilang kalau hidup cukup dijalanin aja kan, sunday?
No comments:
Post a Comment